PERAJE BESUNAT SUKU SASAK
Pulau Lombok tepatnya Suku Sasak memiliki beragam
kesenian dan kebudayaan,berbagai macam kebudayaan dapat ditemukan di
Lombok,Nusa Tenggara Barat. Salah satunya yaitu Praje. Konon katanya Praje
sudah ada sejak enam abad yang lalu. Praje merupakan salah satu tradisi beponggoq
(ponggoq:bahasa sasak= dipikul) baik pada acara Nyongkolan maupun khitanan. Biasanya
pada acara nyongkolan mempelai wanita dan pria di ponggoq di atas
praje,kemudian dikelilingi sebelum mencapai tujuan. Begitu juga pada acara
khitanan/sunatan.Anak laki-laki akan diarak berkeliling sebelum melakukan
ritual sunatan menggunakan praje supaya menghilangkan rasa takut dan
tegang pada anak yang akan dikhitan. Di samping itu juga dalam
menggunakan praje ini biasanya diiringi dengan musik tetabuhan asli Suku Sasak yaitu Gendang Beleq atau
Cilokaq.Tak ayal ritual ini membuat jalanan menjadi macet dan ramai karena
prosesi arak-arakan. Selain itu yang mengarak sesekali mendendangkan musik
tradisional Gendang Beleq asli Suku Sasak dan sesekali mereka berjoget agar
terdengar riuh.
Praje dan Gendang Beleq biasanya disewa harganya
mencapai jutaan rupiah dalam satu kali pelaksanaan ritual.Gendang Beleq sendiri
artinya ‘gendang besar’karena memiliki ukuran yang besar melebihi ukuran
normalnya. Gendang Beleq awalnya diciptakan untuk mengiringi dan menghibur para
prajurit menuju medan perang dan menyambut kedatangan dari medan perang,namun
seiring perkembangan zaman Gendang Beleq digunakan untuk menyambut kedatangan
tamu pada acara-acara tertentu,seperti halnya pada Praje Besunat.
Anak yang
di ponggoq melebihi satu orang bahkan sepuluh atau lima belas orang perdesa dan acara besunat biasanya diadakan bersamaan untuk menyambut Maulid/Mulut
Nabi besar Muhammad SAW.
Komentar
Posting Komentar